Research in Progress 2019-2020
1. The Making of Community in Community Based Tourism: Conflicting Approaches in Komodo National Park, Indonesia
Team Leader: Venan Haryanto and Arrio Jempau
This research investigates various forms of community based tourism in Komodo National Park, eastern Indonesia. Focus specifically in the village of Rinca, it explores on the one hand community based projects initiated and driven by external actors such as government, NGOs, business and on the other hand bottom up initiatives by the community in the last two years. Following the global trend for Community Based Tourism (CBT) development, the development stakeholders in Indonesia have long promoted community based tourism projects, based on the logic of participation, empowerment, and inclusive development. While those stakeholders claimed successful implementation of their projects, this research follows the local discontent in Rinca community, and their initiatives in the recent years to assert their own strategies and agendas of “doing tourism” in their own ways. Using ethnographic approach –mainly participatory observation and deep conversations— this research follows those alternatives ways of doing tourism and analyse to which extent they are different with the top-down community based projects, both in the strategies and in the underlying logics and ideologies. Moreover, this research compares different meaning and articulation of “community” in community based tourism projects and initiatives.
2. Community in Conversation and Ecotourism: Engagement vs dispossession in Komodo National Park, Flores, NTT
Team leader: Gregorius Afioma dan Cypri Dale
This research investigates on the one hand the active engagement of local communities in Komodo, Flores, Eastern Indonesia in eco-tourism development and on the other hand the process of accumulation by dispossession and displacement facilitated by large scale investment and governments development policies. Indonesian government has accelerated large scale investment in the vision to develop Flores as the so called “world class tourism zone” and “super priority eco-tourism destination”, exploiting the existence of the renowned Komodo dragon and its unique terrestrial and underwater biosphere. While local communities has transformed their livelihood from farmers and fisherman towards tourism sector, they have involuntary become “parked community” living in the enclave without agrarian rights, and under a constant tread of being evicted from the park. Based on long term engaged ethnographic research, this paper attempt to answer the question of “where is the local community in ecotourism”, and discussed various process of engaging tourism and accumulation by dispossession and displacement. This chapter contributes to broader discussion of interlinkage of agrarian transformation, conservation, and tourism development in Indonesia.
https://repository.kulib.kyoto-u.ac.jp/dspace/bitstream/2433/256096/1/tdwps_10.pdf
3. Melawan Pemiskinan Sistemik: Studi Gerakan-Gerakan Rakyat di Flores
Team Leader: Gregorius Afioma dan Venan Haryanto
Dengan melibatkan 7 peneliti dan aktivis sosial yang berasal dari dan berkarya di Flores, riset ini berusaha mendokumentasikan dan menganalisis bentuk-bentuk gerakan rakyat di Flores selama satu dekade terakhir, terutama berhadapan dengan proses-proses marjinalisasi dan “akumulasi lewat pencaplokan” sumber daya dan kesempatan yang terjadi dalam dan melalui proses-proses pembangunan. Di tengah janji-janji kemajuan dan pengentasan pemiskinan lewat akselerasi pembangunan, riset ini menelusuri proses-proses di mana rakyat setempat justru kehilangan kepemilikan dan akses terhadap sumber daya seperti tanah, hutan, air, kawasan laut, dll. Selain itu, riset ini juga menelusuri bentuk-bentuk perlawanan rakyat baik dalam bentuk konfrontasi terhadap proses-proses marginalisasi itu, maupun bentuk-bentuk pembangunan alternatif atas inisiatif warga Flores sendiri. Riset in diharapkan berkontribusi pada studi-studi tentang gerakan akar rumput di Flores dan Indonesia pada umumnya. Sebagai riset yang lahir dari pergumulan akar rumput, diharapkan riset ini juga turut menyuburkan gerakan kritis dan transformatif di Indonesia.
4. Badan Otoritas Parwisata (BOP), Babak Baru Tipu Daya Pembangunan Pariwisata di Flores
Team Leader: Gregorius Afioma
5. Development, Depoliticisation, and Manggaraian Peasants’ Resistance in Western Flores (completed)
Team leader: Venan Haryanto
This research explores how certain elements of society show resistance against the process of depoliticisation that works through development. Drawing on the case of peasants in Lembor, a regency in Western Flores, East Nusa Tenggara (NTT), this article argues that, by offering a so-called ‘alternative development’, civil society actors attempt to show their resistance against the process of depoliticisation that has been implemented through the rice monoculture farming system. To this end, the theories of depoliticisation and alternative development as resistance shall be used as analytical tools. Depoliticisation is defined in the literature as the process through which the regime of mainstream development relocates politico-economic questions in dealing with the problems of peasants, in this case those in Lembor. Meanwhile, the theory of alternative development will be used to frame the form of peasants’ resistance in Lembor. The ultimate end of this study is to restore power to political analysis. As such, this article seeks to conflate development and democracy in discussing citizens’ welfare.
https://journal.ugm.ac.id/pcd/article/view/35195
6. Emancipatory Democracy and Political Struggles in Post-Decentralization Eastern Indonesia (completed)
Engaging with contemporary social–political struggles in Manggarai Raya, NTT Province, Eastern Indonesia, this research engaged in rethinking democracy by (1) exposing the paradox of liberal democracy in the post-authoritarian and decentralisation context, and (2) analyzing emancipatory practices by socio-political movements to meaningfully articulate a rule of, by, and for the people, in contrast to the rule by the elected elites in a neo-liberal governmentally. On the basis of the visions and actions of those progressive actors, this article theorizes emancipatory democracy with key elements of mutual care and solidarity (baku peduli), direct participation, and public deliberation.
https://link.springer.com/article/10.1057/dev.2015.54
7. Kuasa, Pembangunan, dan Pemiskinan Sistemik di Flores (completed)
Buku ini mendiskusikan keterkaitan Kuasa, Pembangunan dan Kemiskinan dari sudut pandang kritis kontra-hegemonik. Dengan basis studi kasus di Manggarai Raya, NTT-Indonesia dan dengan bantuan berbagai trajektori ilmu sosial kritis, seperti yang dikembangkan Marx, Foucault, Teori Pos-Kolonial dan Pemikiran De-Kolonial, buku ini merangsek masuk ke dalam sisi-sisi tersembunyi pembangunan, demokrasi, dan proyek-proyek atas nama kemiskinan, untuk kemudian keluar dengan menyingkap bukan saja kontribusi positif, tetapi juga ambivalensi-ambivalensinya dan kontradiksi-kontradiksi mereka. Dengan itu buku ini mendiskusikan bagaimana pembangunan, demokrasi dan proyek-proyek kemiskinan sebenarnya merupakan medan sekaligus wujud praktik kuasa hegemonik yang menghasilkan dominasi penguasa ekonommi dan politik global dan lokal, dan menghempaskan mayoritas masyarakat kecil dalam kemiskinan sistemik. Studi-studi kasus buku ini menelusuri proses pembentukan dari relasi asimetris yang hirarkis itu (1) lewat pencaplokan dan eksploitasi sumber daya alam, sumber daya budaya, sumber daya finansial (anggaran publik) (2) lewat praktik wacana, yaitu kepengaturan oleh kuasa disipliner dan kontrol atas seluruh sistem sosial, (3) lewat matriks relasi dominasi yang dilanggengkan oleh rasionalitas modernitas Barat dengan seluruh tata politik, ekonomi, dan kultural yang dihasilkannya.
Sebagai alternatif, buku ini mengedepankan ‘Kuasa Kontra-Hegemoni’ dan artikulasi baru ‘Sefl Determinasi’, yang dikonkretkan dalam tujuh agenda transformasi sosial yang menjamin kedaulatan politik, kemandirian ekonomi, dan ketangguhan budaya setiap komunitas pada semua lelvel, termasuk pada level bangsa. Buku ini dapat menjadi salah satu bahan penting bagi diskursus kritis tentang Kuasa, Pembangunan, dan Kemiskinan dengan basis teoritis yang utuh dan studi lapangan yang mendalam di Indonesia.
https://sunspiritforjusticeandpeace.org/2016/11/01/kuasa-pembangunan-dan-pemiskinan-sistemik/
8. Pariwisata, Pembangunan, dan Keadilan Agraria di Flores (Completed)
Kerjasama Sunspirit for Justice and Peace (SSP), Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), dan Agrarian Research Center (ARC)
Sudah cukup lama masyarakat Manggarai Barat bergumul dengan persoalan-persoalan pencaplokan sumber daya terkait dengan turisme dan pembangunan pada umumnya; di mana masyarakat setempat terancam kehilangan kepemilikan, akses dan manfaat dari sumber daya seperti tanah, air, pantai/kawasan pesisir, ekosistem laut, dan lahan pertanian. Pencaplokan itu tidak semata-mata terjadi lewat kekerasan dan pemaksaan, tetapi lewat klaim-klaim kepemilikan, jual beli, dan lewat pengaturan hukum, dan privatisasi sumber daya publik. Dalam menghadapi pergumulan itu, usaha untuk memahami persoalan lewat penelitian dalam perpektif hak asasi manusia dan keadilan sosial, mutlak diperlukan. Karena itu, inisiatif kerja sama penelitian lintas lembaga sudah dilakukan sejak bulan April tahun ini, yakni antara lembaga Sunspirit for Justice and Peace, Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), dan Agrarian Research Center (ARC). Bersama-sama dengan komunitaskomunitas lokal, penelitian tersebut mengusung model participatory action research. Masyarakat didorong menjadi peneliti terhadap berbagai isu sosial seputar pembangunan dan mendorong advokasi terhadap berbagai persoalan tersebut. Penerbitan serial kajian “Pariwisata, Pembangunan, dan Keadilan Agraria di Flores“ ini adalah bagian dari upaya mendiskusikan dan menyebarluaskan temuan dan refleksi terhadap berbagai isu seputar pembangunan pariwisata dan persoalan pencaplokan sumber daya publik di Kabupaten Manggarai Barat. Pada edisi pertama serial kajian bulanan ini, secara khusus masalahmasalah pencaplokan dalam kawasan Taman Nasional Komodo, masalah pertanian, dan studi kasus pencaplokan menjadi sorotan utama. Serial kajian ini akan menampung tulisan dari berbagai pengamatan, analisis, dan refleksi masyarakat local dan semua orang yang menaruh p e r h a t i a n t e r h a d a p i s u – i s u pembangunan dan pencaplokan sumber daya publik.
*Untuk mendapatkan working papers dan published papers, silahkan menghubungi kami melalui email: sunspiritindonesia@gmail.com dan haryantovenan@gmail.com