Sunspirit – Sejumlah komunitas orang muda di Labuan Bajo, Manggarai Barat, menyelenggarakan pertemuan tentang tenun di Rumah Tenun Baku Peduli, Sabtu 22 Agustus 2020. Pertemuan itu mengusung tema, “Tenun dan Peradaban NTT”.
Tampil sebagai pembicara, pengampuh Rumah Tenun Baku Peduli, Elisabeth Hendrika Dinnan, pengapu Brand Innocentia dan Candy Mayangsari selaku ketua aquinitas Labuan Bajo serta diikuti oleh sejumlah kelompok seperti pelaku pariwisata, akademisi dan orang-orang muda.
Elisabeth Hendrika Dinan atau yang kerap disapa Ney bertutur tentang tenun dan keseharian orang Manggarai yang menurutnya sangat mengakar. Segala aspek kehidupan hampir pasti berarsiran dengan narasi tenun, katanya.
“Beruntung orang Flores memiliki kultur menenun yang kuat. Dalam tenunan kita bisa melihat jejak-jejak peradaban kita dari generasi-generasi sebelumnya,” tuturnya.
Menurutnya, sebagai waris dan pewarisan kebudayaan, Tenun sangat membantu menarasikan sejarah orang Manggarai pun NTT pada umumnya.
“Ini bagus, mengingat kita di Flores, budaya tutur itu lebih dominan dari pada menulis, sehingga tenun adalah salah satu jejak sejarah penting di Flores”, tambahnya.
Ia menambahkan, “tenun menjadi media yang menghubungkan perempuan dengan pariwisata.
Sementara itu, Valentino Luis, menceritakan tentang Innocentia, brand lokal yang fokus pada pengolahan lanjutan produk tenun. Innocentia dibentuknya sejak tahun 2017 yang berbasis di Kota Maumere.
“Di innocentia, kami menggunakan motif-motif keluarga di Sikka, sejauh ini masih pada mengembangkan motif keluarga Mekeng”, tuturnya.
“Dengan bahan dasar tenun ikat Maumere, kami membuat travel bag, jacket, yang sejauh ini dipasarkan secara khusus ke orang-orang yang berminat dengan produk tenun,” tambahnya.
Sementara Candi berbicara banyak tentang Aquinitas sebagai wadah untuk menghimpun pengusaha UKM sekota Labuan Bajo.
“Saya sebagai ketua sekaligus anggota Aquinitas juga memiliki toko ole-ole di Kota Labuan Bajo yang juga menjual tenun”, katanya.
Diskusi ini dihadiri sekitar puluhan orang. Sebelumnya kegiatan serupa dengan tema berbeda diselenggarakan di Cafe Container dengan Cafe Kopi Mane di Kota Labuan Bajo.