“Tanah itu Ibu Kami”: Cara Perempuan Pocoleok, Flores Pertahankan Tanah dari Ancaman Proyek Geothermal

Bagikan:

oleh  di 12 June 2023

Beberapa perempuan tengah menonton video di layar telepon genggam Nono, anak Heribertus Jebatu, di Desa Lungar, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, 4 Maret 2023.

Artikel ini sudah tayang di Mongabay dan Indonesiana.id 

Publikasi Lainnya

Ritual Syukur Masyarakat Adat Wae Sano Usai PT PLN Tak Prioritaskan Proyek Geotermal di Kampung Mereka

Warga adat Wae Sano menggelar ritual syukur di Puncak Golo Lampang, kampung leluhur mereka pada 26 September 2025. (Dokumentasi Sunspirit for Justice and Peace)

Perjalanan Taman Nasional Komodo: Diambil dari Warga Adat, Dikuasai Negara, Diobral ke Korporasi

Adriani Miming Setelah sebelumnya tertunda akibat tekanan dari masyarakat sipil dan peringatan dari UNESCO, Pemerintah Indonesia kembali melanjutkan upaya...

Pernyataan Sikap Masyarakat Adat Poco Leok Saat Upacara Bendera HUT RI ke 80

KOMUNITAS MASYARAKAT ADAT POCOLEOKMinggu, 17 Agustus 2025 Sehubungan dengan rencana perluasan pengembangan panas bumi Ulumbu di wilayah Pocoleok, kami...

Pulau Padar Bukan untuk Dijual! Cabut Konsesi Bisnis, Tegakkan KomitmenKonservasi

Tiga perusahaan yang sudah mengantongi izin di dalam Kawasan Taman Nasional Komodo