Yogyakarta, 28 September 2018, tepat pkl. 18.00 hingga selesai, bertempat di markas PMKRI Yogyakarta, berlangsung bincang-bincang santai yang diinisiasi oleh paguyuban mahasiswa Kota Komba-Yogyakarta. Diskusi ini menghadirkan Frengky Perdana, mahasiswa APMD sekaligus peneliti pada Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian-UGM Yogyakarta (PSKP), Ignasius Jaques Juru, peneliti pada Departemen Politik dan Pemerintahan Gadjah Mada dan Venansius Haryanto, peneliti pada Sunspirit for Justice and Peace Labuan Bajo sebagai pemantik diskusi.
Sebelum memulai diskusi, ketua paguyuban mahasiswa Kota Komba Yogyakarta, menyampaikan kata pembukaan terkait pentingnya keberadaan mahasiswa Manggarai terutama yang berasal dari keluarga Kota Komba sebagai simpul penting pembangunan di Manggarai Raya. Karena itu, menurutnya forum diskusi seperti ini harus terus dipupuk oleh mahasiswa Manggarai-Yogyakarta.
Melalui materi yang disampaikan, ketiga pembicara ini fokus pada tema tentang bagaimana kemungkinan membentuk formasi politik kewargaan (Citizenship) di Manggarai Raya belakangan ini. Frengky Perdana, merujuk pada dua penelitian yang pernah dilakukannya bersama PSKP UGM pada tahun 2017, mengedepankan point penting terkait keberadaan masyarakat adat (indigenity) dan desa-desa di Manggarai Timur sebagai basis penting ketika berbicara tentang politik kewargaan. Venansius Haryanto, bercermin pada advokasi masalah TNK pada Agustus 2018 yang lalu, mengatakan bahwa untuk konteks Manggarai Barat keberadaan CSO (Civil Society Organization) dan forum-forum masyarakat sipil merupakan simpul penting dalam membentuk politik kewargaan. Melanjutkan apa yang dikatakan oleh kedua pembicara sebelumnya, Ignasius Juru, menegaskan bahwa tantangan bagi politik kewargaan Manggarai Raya ke depan adalah bagaimana menginstitusionalisasikan benih-benih politik kewargaan tersebut sehingga dapat menjadi bagian dari garapan negara. Diskusi ini pun dilanjutkan dengan tanggapan dari forum hingga pkl. 21.00.