Thursday, August 11, 2022
  • ABOUT US
  • RESEARCH
    • Research in Progress
    • Working Paper
    • Journal Articles
    • Flores Studies
    • Books
  • JARINGAN KERJA RAKYAT
    • Taman Nasional Komodo
    • Advokasi Lawan Privatisasi Pantai Pede
    • Geothermal Wae Sano
    • Flores Lawan Oligarki
    • Gerakan Alternatif
  • PUBLIKASI
    • Press Release
    • News
    • Catatan Peduli
    • Gallery
    • INFOGRAFIK
  • PERTANIAN ORGANIK
No Result
View All Result
Sunspirit
No Result
View All Result
Home PERTANIAN ORGANIK

Merawat Keindonesiaan Melalui Penguatan Komunitas Lokal

October 31, 2016
in News, PERTANIAN ORGANIK
0
Share on FacebookShare on TwitterEmailLine

Labuan Bajo, Floresmuda.com, Indonesia dengan 1280-an suku dan 700-an bahasa lokal adalah modal yang sangat besar untuk menjadikannya sebagai sebuah bangsa yang besar. Dengan kekayaan adat dan lokalitasnya itu Indonesia memiliki modal sosial dan modal komunal untuk bernegosiasi dengan ombak besar perubahan yang sedang dan akan terjadi.

Demikianlah salah satu poin yang menjadi kesimpulan diskusi ‘Kelas Berbagi’ Rumah Kreasi Baku Peduli-Labuan Bajo, Minggu malam, 28 Agustus 2016.

Dengan tema umum ‘Budaya dan Identitas’, Paox Iben Mudhaffar, seorang pegiat budaya dan kajian keagamaan kelahiran Semarang namun kini menetap di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) berbagi pandangan tentang Indonesia dan Keindonesiaan mulai dari sejarah masa lalu hingga pergulatan dan pergumulan yang dihadapinya hari ini.

Mengawali diskusinya, aktivis jebolan Studi Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta dan Studi Ilmu Agama dan Budaya Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta ini memutar dua film dokumenter pendek. Satu film tentang rekaman jejak perjalanannya keliling Indonesia dan perjumpaannya dengan pegiat budaya dan pengurus lembaga masyarakat adat setempat mulai dari Halmahera-Maluku hingga Ende, Flores-NTT. Satu filmnya lagi adalah sebuah cuplikan singkat tentang Novel ‘Tambora 1815’, sebuah novel sejarah yang ditulisnya tentang letusan Gunung Tambora di NTB pada tahun 1815. Sebuah novel yang menceritakan peristiwa sebelum dan sesudah letusan Gunung Tambora. Berkisah tentang pergulatan kepentingan, cinta dan kehidupan yang menyelimuti bumi Aram-aram dan bagaimana hegemoni politik ekonomi Eropa membasuh peradaban-peradaban lugu Tambora dan sekitarnya. Letusan Gunung Tambora mengubur tiga kerajaan kala itu.

Berawal dari dua film dokumenter pendek itu, lelaki kelahiran Semarang ini menghadirkan ingatan peserta diskusi akan rentean peristiwa demi peristiwa masa lalu dan keterkaitannya dengan gelombang ekonomi dunia hingga hari ini.

Pariwisata di Labuan Bajo

Diskusi ‘Kelas Berbagi’ semalam juga pada akhirnya menyentuh apa yang sudah, sedang, dan akan terjadi di Labuan Bajo, Manggarai Barat-Flores, NTT.

Menurut, Paox, panggilan akrabnya, dunia kini sedang bergerak ke arah yang lebih cair, transparan, tanpa sekat (beyond the boundaries). Sekian tahun lalu, Labuan Bajo~Kab. Manggarai Barat, sebuah Kabupaten yang hanya berada di barisan belakang, jauh dari pusat pemerintahan propinsi, apalagi Jakarta. Dalam kacamata pembangunan yang sentralistis, daerah ini hanyalah wilayah periferal, pinggiran, dan terabaikan.

Namun kini, orang dari seluruh penjuru dunia belum merasa ke Indonesia jika belum ke Labuhan Bajo, mengunjungi pulau Komodo dan berswafoto (selfi) di atas puncak pulau Padar dengan latar gunung dan laut yang sangat menawan itu.

Menurutnya, industri pariwisata itu merupakan “permainan” tingkat dewa, bagian dari gelombang revolusi ekonomi keempat, dimana akumulasi modal/kapital, resource, dan jaringan berpadu dengan kreatifitas tiada tara. Banyak hal yang dipertaruhkan, tetapi jelas, masyarakat kita tidak disiapkan untuk itu.

Suka tidak suka, mau tidak mau kita mesti menghadapi gelombang besar itu. Namun percuma kita melawan ombak besar. Lebih baik kita membuat papan surfing dan berselancar di atasnya.

Namun tentu saja, papan surfing model apa yang mesti kita buat?
Tentu saja, cara menjawab paling baik adalah dengan melakukan upaya-upaya kecil, secara perlahan, dan terus-menerus dengan fokus pada penguatan komunitas dan orang-orang lokal.

Demikianlah ‘Kelas Berbagi’ semalam di Rumah Kreasi Baku Peduli semalam. Diskusi ini dihadiri oleh belasan kawan-kawan pegiat komunitas dan praktisi pariwisata di Labuan Bajo yang juga turut menyumbangkan pikiran dan pandangan terkait apa yang sudah, sedang, dan akan terjadi di Labuan Bajo hari ini dan upaya-upaya apa yang mesti kita buat sedari sekarang.

Akhirnya, kami mengucapkan terimakasih kepada Bang Paox yang sudah berbagi pandangan dan kepada kawan-kawan yang sudah datang berbagi.

Semoga ada kapan-kapan yang memampukan kita bisa berjumpa lagi di masa datang. (Boe Berkelana)

ArtikelLain

Warga Wae Sano Minta Hentikan Rekayasa Atas Sikap Penolakan Pembangunan Geothermal

December 2, 2021

Sunspirit-2021. Warga Desa Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menegaskan kembali penolakan atas...

A Wildfire Started in Komodo. Then Things Went Quiet.

December 2, 2021

Sunspirit-2021. But in the case of a devastating fire that took place this week on an island in Indonesia’s famed Komodo National...

Benarkah Kebakaran Taman Nasional Komodo Lantaran Faktor Alam?

December 2, 2021

Sunspirit-2021 - Kebakaran hebat melanda Loh Serai, Pulau Rinca, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, pada Selasa, 2 November. Pulau Rinca,...

Komodo dan peringatan UNESCO: Mengapa pegiat khawatir dampak pariwisata di Taman Nasional Komodo?

August 26, 2021

Sunspirit-2021, Para pegiat lingkungan meminta agar pemerintah Indonesia merombak total apa yang mereka sebut sebagai rancangan pembangunan industri wisata di...

Next Post

Ruang Publik Orang Muda Itu Bernama Rumah Kreasi-Baku Peduli

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

SUNSPIRIT for justice and peace is a civil society organization working in the area of social justice and peace in Indonesia.

KONTAK KAMI:

BAKU PEDULI CENTER: Jl. Trans Flores Km. 10, Watu Langkas, Desa Nggorang, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, NTT

EMAIL: sunspiritindonesia@gmail.com

© 2019 Sunspirit for Justice and Peace

No Result
View All Result
  • ABOUT US
  • RESEARCH
    • Research in Progress
    • Working Paper
    • Journal Articles
    • Flores Studies
    • Books
  • JARINGAN KERJA RAKYAT
    • Taman Nasional Komodo
    • Advokasi Lawan Privatisasi Pantai Pede
    • Geothermal Wae Sano
    • Flores Lawan Oligarki
    • Gerakan Alternatif
  • PUBLIKASI
    • Press Release
    • News
    • Catatan Peduli
    • Gallery
    • INFOGRAFIK
  • PERTANIAN ORGANIK