sunspirit.org– Rumah Baku Peduli Centre yang berlokasi di Jalan Trans Flores kilometer 7, Dusun Watu Langkas, Kabupaten Manggarai Barat mendapat kunjungan empat tamu khusus, pada Selasa, 6 Februari 2018 lalu. Keempat tamu ini yakni salah seorang Komisioner di Hennepin Country Government Minnesota US, Mike Opat , pegiat sosial dari Chicago US, Mark Patoska, Auditor BPK Palembang, Nurul Komalarasi, dan dari Kemenkeu RI Jakarta, Aprisal W Malele. Pertemuan keempat orang dengan latar belakang negara dan pekerjaan berbeda ini atas inisiasi salah seorang aktivis muda Labuan Bajo, Muhammad Boeharto.
Boeharto mengenal keempat orang tersebut melalui program PFP YSEALI US Spring 2017. Mereka dipertemukan di Negeri Paman Sam, Amerika Serikat.
Pengakuan Boeharto, keempat tamu ini mendatangi Kota Labuan Bajo untuk bertemu dengan segenap Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Badan Taman Nasional Komodo, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Manggarai Barat dengan tujuan bertukar pengalaman terkait kepemimpinan, tata kelola, proses legislasi di daerah masing-masing. Seiring dengan itu, keempatnya menyempatkan diri mengunjungi para staf Lembaga Sunspirit for Justice and Peace yang diketahui sebagai Civil Based Organization dan selama ini konsen pada isu pembangunan di Manggarai Barat.
Setiba di BPC mereka langsung menuju galeri tenun. Untuk kunjungan ke Galeri tenun, mereka dipandu salah seorang staf Sunspirit, Henny Dinan. Ia memberikan sejumlah informasi terkait isi galeri tenun, terutama persebaran motif tenun di wilayah Nusa Tenggara Timur.
Setelah melihat-lihat tenun, keempat tamu ini kemudian berbincang-bincang seputar isu pembangunan di Manggarai Barat. Direktur Sunspirit, Gregorius Afioma memantik diskusi dengan memberikan informasi terkait empat divisi kerja Sunspirit yang mencakup riset-publikasi, pemberdayaan ekonomi, youth citizenship dan pengembangan pertanian organik. Selain itu poin penting yang disampaikan Gregorius adalah posisi Sunspirit sebagai lembaga yang kritis terhadap isu seputar pembangunan di Manggarai Barat selama ini.
Merespon Gregorius, Mike Opat pun membagikan pengalamannya sebagai komisioner di Amerika Serikat yang kurang lebih sejajar dengan peran wali kota atau bupati di Indonesia. Ia berkisah bahwa di wilayah kepemimpinannya ada banyak NGO seperti Sunspirit yang mengambil peran kritis terhadap kebijakan pemerintah. Selaku komisioner, ia pun kerap melakukan pertemuan dengan para NGO terutama soal analisa anggaran pembangunan.
Menanggapi kisah Mike Opat, staf sunspirit yang lain berpendapat bahwa itu nyaris menjadi hal yang mustahil dilakukan di Manggarai Barat, sebab pemerintah kerap memandang NGO sebagai organisasi oposan yang kerjanya hanya mengeritik pemerintah.
Di tengah diskusi terkait ketegangan hubungan NGO dan pemerintah, Nurul Komalarasi pun memberikan informasi terkait peluang mendapatkan dana hibah dari pemerintah untuk mendukung item-item kegiatan yang dilakukan oleh NGO. Mark Patoska pun membagikan pengalamannya bekerja pada lembaga sosial di Amerika Serikat yang selama ini konsen pada isu kesehatan masyarakat. Ia pun menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya bagi komunitas Sunspirit yang selama ini berusaha mengambil bagian dengan caranya tersendiri bagi pembangunan di Manggarai Barat. (Venan Hariyanto)