*) Kris da Somerpes
Jika dilihat dari proses produksi atau cara mengerjakannya maka tenunan yang ada di Nusa Tenggara Timur dapat dibagi menjadi menjadi empat jenis yakni:
Tenun sederhana
Dihasilkan dari benang pakan masuk keluar ke dalam benang lungsin dengan ritme yang sama, sehingga menghasilkan tenun polos tanpa corak atau dengan corak garis-garis berbentuk horizontal atau vertikal, kotak-kotak bercorak kecil sesuai dengan warna dan jenis benang yang dipakai, sehingga menghasilkan tenunan yang disebut tenun lurik (garis-garis) atau tenun poleng (kotak-kotak). Di NTT tenun sederhana hanya dijumpai di wilayah Todo Manggarai.
Tenun Songket/Timbul.
Teknik pembuatannya dengan cara menambah benang pakan sebagai hiasan, atau motif yaitu dengan menyisipkan benang perak, emas, tembaga atau benang warna di atas benang lungsi. Penempatannya tergantung dari corak yang diinginkan, ada kalanya penuh dengan berbagai ragam hias. Motif yang tampak biasanya satu sisi/arah. Penyeberannya terdapat di wilayah Manggarai dan sebagian wilayah Nagekeo.
Tenun foit/Lotis/Sotis.
Tenun jenis ini dalam proses pembuatannya mirip dengan pembuatan tenun Talik/Buna yaitu mempergunakan benang-benang yang telah diwarnai. Namun kadangkala untuk menambah variasi dapat ditenun pada tenun jenis futus. Motif yang tampak adalah dua sisi sebelah menyebelah. Penyebarannya terdapat di Kabupaten/Kota Kupang, TTS, TTU, Belu, Alor, Flores Timur, Lembata, Sikka, Sumba Timur dan Sumba Barat.
Tenun futus/ikat.
Disebut tenun ikat karena pembentukan motifnya melalui proses pengikatan benang. Berbeda dengan daerah lain di Indonesia, untuk menghasilkan motif pada kain maka benang pakannya yang diikat, sedangkan tenun ikat di NTT, untuk menghasilkan motif maka benang yang diikat adalah benang Lungsi. Penyebarannya hampir merata di semua Kabupaten di Nusa Tenggara Timur kecuali Kabupaten Manggarai dan sebagian Kabupaten Nagekeo
Tenun Buna.
Masyarakat Timor Tengah Utara menyebutnya tenun Buna dan masyarakat Belu menyebutnya Talik. Tenunan Buna/Talik maksudnya adalah menenun untuk membuat corak atau ragam hias/motif pada kain mempergunakan benang yang terlebih dahulu telah diwarnai. Proses pembuatan tenun buna termasuk sangat rumit dan membutuhkan waktu yang panjan karena motif-mitifnya dilakukan dengan system anyaman tangan sehingga sebelah menyebelah tampak sepadan. Penyebarannya di Kabupaten Kupang, TTS, Belu dan yang paling banyak adalah di kabupaten TTU. [kbs/ssp]